Contoh Asuhan Kebidanan dari hasil Praktek Kebidanan aku pada tanggal 3 Januari 2013 - 31 Januari 2013 di Puskesmas Sepanjang - Glenmore - Banyuwangi
ASUHAN
KEBIDANAN INTRA NATAL CARE
Pada
Ny. A G1 P00000 UK 39 minggu, ku ibu baik, jalan lahir normal, hidup, tunggal,
letak kepala, intrauterin, ku janin baik, kala I fase aktif
I.
PENGKAJIAN
Tanggal/jam : 05 Januari 2013
Tempat
: BPM Sri Rahayu
Oleh : Oka Fahreza Tiyatama P.
I.
Data Subyektif
1.1 Identitas
Nama Ibu :
Ny. A
Umur :
17 tahun
Agama :
Islam
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat :
Kampung sukobumi Glenmore
Nama Ayah : Tn. A
Umur :
27 tahun
Agama :
Islam
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat :
Kampung sukobumi Glenmore
Status
pernikahan :
-
Menikah ke berapa : 1
-
Lama menikah :
1,5 tahun
-
Umur pertama menikah : 16 tahun
1.2 Alasan
Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya karena sudah berusia 9 bulan.
1.3 Keluhan
Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa
kenceng-kenceng
1.4 Riwayat
Kebidanan
a. Riwayat
Haid
-
Amenorhea : 2 bulan
-
Menarche : 13 tahun
-
Siklus : 28 hari
-
Lamanya : 7 hari
-
Banyaknya : 3x ganti pembalut
-
Warna :
Merah segar
-
Bau : Anyir
-
Dismenorhea : Iya (2 hari pertama haid)
-
Fluor Albus : Tidak
-
HPHT : 5 April 2012
-
HTP : 12 Januari 2013
b. Riwayat
kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,
usia kehamilan 9 bulan. Merasakan anak pertama kali pada usia kehamilan 4
bulan.
TM I ANC :
1x
Keluhan :
mual
Terapi :
kalk, B6
Penyuluhan : Gizi
TM II ANC : 1x
Keluhan :
tidak ada
Terapi :
Fe, kalk
Penyuluhan : istirahat
TM III ANC : 2x
1. Keluhan : tidak ada
Terapi : Fe, B6
Penyuluhan : tanda-tanda bahaya kehamilan
2. Keluhan : tidak ada
Terapi : Fe, kalk
Penyuluhan : tanda-tanda persalinan
Status
imunisasi TT :
TT1 : SD kelas 1
TT2 :
SD kelas 3
TT3 :
SD kelas 6
TT4 :
Catin bulan oktober tahun 2011
TT5 :
TM II bulan oktober tahun 2012
c. Riwayat
Persalinan Sekarang
Ibu merasakan kenceng-kenceng mulai
tanggal 4 januari2013 jam 22.00 wib, kemudian ibu merasa tambah sering dan
teratur kenceng-kencengnya pada jam 06.00 wib, dan datang ke bidan pada jam
07.00 wib, mengeluarkan lendir bercampur darah dan kemudian diperiksa oleh
bidan.
d. Riwayat
Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
NO
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
|||||||
Anak
Ke-
|
Usia
kehamilan
|
Tempat
|
Jenis
|
Penyulit
|
Penolong
|
JK
|
BB/PB
|
H/M
|
ASI
|
Penyulit
|
|
I
|
e. Riwayat
KB
Ibu mengatakan tidak pernah KB
sebelumnya, dan berencana ikut KB suntik 3 bulan.
1.5 Riwayat
kesehatan
a. Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti HIV, TBC, Hepatitis. Menahun seperti jantung, darah
tinggi. Menurun seperti Ashma, kencing manis.
b. Riwayat
kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seperti HIV, TBC, Hepatitis. Menahun seperti jantung, darah
tinggi. Menurun seperti Ashma, kencing manis. Ibu tidak pernah operasi dan
opname.
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak
ada riwayat penyakit menular seperti HIV, TBC, Hepatitis. Menahun seperti
jantung, darah tinggi. Menurun seperti Ashma, kencing manis. Dan didalam
keluarga tidak ada riwayat kembar.
1.6 Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Pola
nutrisi
Saat inpartu : ibu makan roti 1 bungkus, minum air putih
2 gelas dan teh hangat 1 gelas.
b. Pola
istirahat
Saat inpartu : ibu tidak dapat tidur karena merasa mules.
c. Pola
aktivitas
Saat inpartu : Ibu hanya berjalan-jalan sedikit dan
bebaring miring kanan dan kiri.
d. Saat
eliminasi
Saat inpartu : BAK 1x dengan konsistensi warna kuning
jernih, bau khas urine.
e. Personal
Hygiene
Saat inpartu : Ibu tidak mandi dan hanya ganti sewek 2 kali
f. Pola
seksualitas
Saat inpartu : Ibu tidak melakukan hubungan suami istri
g. Kebiasaan
lain
Ibu tidak pernah merokok,minum alkohol,
jamu dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan.
1.7 Keadaan
Psikososial Spiritual
a. Keadaan
psikologi
Ibu senang dengan kehamilannya yang
pertama ini, dan merasa cemas mengkhawatirkan keadaannya dan bayinya karena
mengalami proses persalinan. Ibu berharap proses persalinannya berjalan dengan
lancar dan bayi lahir selamat.
b. Keadaan
sosial
Hubungan ibu dengan suami sangat baik,
keluarga sangat mendukung proses persalinannya dan menemani ibu pada saat
proses persalinan
c. Keadaan
spiritual
Ibu setiap hari sholat 5 waktu, dan
dilanjutkan berdo’a untuk memohon kelancaran proses persalinannya.
1.8 latar
belakang sosial budaya
a.
ibu mengatakan
kebiasaan dalam keluarganya tidak ada yang menghambat kehamilan dan proses
persalinannya.
b.
Ibu mengatakan dalam
lingkungannya tidak ada pantangan makanan,minuman, dan jamu. Ibu juga
mengatakan dalam keluarganya masih mempercayai adat kebiasaan jaman dahulu
seperti 7 bulanan.
II.
Data Obyektif
2.1 Pemeriksaan
umum
a.
Keadaan umum : baik
b.
Kesadaran : composmentis
c.
TTV
-
TD : 120/80 mmHg
-
N : 80x/menit
-
S : 360c
-
RR : 24xmenit
d.
BB sebelum hamil : 40 kg
e.
BB sekarang : 49 kg
f.
kenaikan BB : 9 kg
g.
TB : 145 cm
h.
LILA : 24 cm
i.
Cara berjalan : lordosis
2.2 pemeriksaan
fisik (Head to Toe)
a.
Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok,
warna rambut hitam, tidak ada benjolan
Muka
: tidak odem, tidak pucat, tidak ada
cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih, palpebra tidak odem, pupil isokor.
Hidung
: bersih, tidak ada polip, tidak terdapat sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut/gigi:
tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada tonsilitis, tidak ada
gigi palsu, mukosa bibir lembab, lidah bersih, gusi tidak berdarah
Telinga
: simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan
bendungan vena jugularis
Dada
: puting susu menonjol, bersih, kolostrum belum keluar, hiperpigmentasi areola,
tidak ada retraksi dada
Abdomen
: pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi
Genetalia:
vulva bersih, tidak ada varices, tidak ada luka bekas jahitan di perineum,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada fluor albus.
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : tidak odem, tidak ada
polidaktil, dan sindaktil, tidak ada gangguan pergerakan
Bawah: tidak odem, tidak varices,
tidak ada polidaktil dan sindaktil, tidak ada gangguan aktivitas
b.
Palpasi
Leher : tidak terdapat
pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada nyeri
tekan, kolostrum belum keluar
Abdomen :
1.
Leopold I : TFU teraba dipertengahan px dan
pusat (32 cm) teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Disebelah
kiri ibu teraba seperti papan (punggung) sedangkan disebelah kanan teraba
bagian kecil janin
Leopold III : Teraba
keras, bulat, melenting (kepala), kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Kepala
sudah masuk PAP (3/5) Divergen
2.
TBJ : (32-11) x 155 =
3255 ram
3.
His : 3.40.10
c.
Auskultasi
Paru-paru : tidak ada
bunyi wheezing dan ronchi
Jantung : -
DJJ : 140x/menit dengan
funanduskup di puntum maksimum dibawah pusat sebelah kiri
d.
Perkusi
reflek patella : +/+,
fisiologis
2.3 pemeriksaan
panggul luar
-
distansia spinarum : -
-
distansia cristarum : -
-
distansia tuberum : -
-
lingkar panggul : 85 cm
-
2.4 pemeriksaan
dalam/pelvimetri
VT tanggal : 5 januari 2013
jam 07.00 wib
v/v :
terdapat sedikit darah dan lendir
Ø : 4
cm
Eff. : 25 %
Ketuban : +
Bagian terendaH : kepala
Bagian terdahulu : UUK jam 11
Bagian terkecil : -
Bidang hodge : hodge I
2.5 Data
Penunjang
-
II. Identifikasi
diagnosa , masalah, dan kebutuhan
Diagnosa : Ny A GI P00000 uk 39 minggu, ku ibu
baik, kesan jalan lahir normal, hidup, tunggal, intrauterin, ku janin baik,
kala 1 fase Aktif
DS : Ibu mengatakan sedang hamil
anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan. Mulai merasakan kenceng – kenceng
pada jam 22.00 wib. Pada tanggal 4 januari 2013 dan kenceng – kenceng semakin
kuat dan teratur pada jam 06.00 wib dengan mengeluarkan sedikit darah dan
lendir. HPHT 5 April 2012.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran
umum : composmentis
BB / TB :
49 Kg/ 145 cm
Lila :
24 cm
TBJ :
3255 gram
DJJ :
140 x/menit
HPL :
12 Januari 2013
UK :
39 Minggu
TTV :
TD : 120/80 mmHg
S :
36 C
N :
80 x/menit
RR :
24 x/menit
Abdomen :
-
Leopold I : TFU teraba dipertengahan px dan
pusat (32 cm) teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
-
Leopold II : Disebelah
kiri ibu teraba seperti papan (punggung) sedangkan disebelah kanan teraba
bagian kecil janin
-
Leopold III : Teraba
keras, bulat, melenting (kepala), kepala sudahmasuk PAP
-
Leopold IV : Kepala
sudah masuk PAP (3/5) Divergen
VT :
v/v :
terdapat sedikit darah dan lendir
Ø :
4 cm
Eff. :
25 %
Ketuban :
+
Bagian terendah : kepala
Bagian terdahulu : UUK jam 1
Bagian terkecil : -
Bidang hodge : hodge I
III.
Diagnosa Masalah
Potensial
-
IV.
Tindakan Segera
-
V.
Intervensi
Tanggal / jam :
5 januari 2013 / 07.00 wib
DX :
Ny A GI P00000 uk 39 minggu, ku ibu baik, kesan jalan lahir normal, hidup,
tunggal, intrauterin, ku janin baik, kala 1 fase Aktiv
Tujuan :
setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 240 menit diharapkan persalinan
berjalan dengan normal.
Kriteria hasil :
-
Pembukaan bertambah
-
Persalinan lancar
-
Tidak ada komplikasai
pada ibu
-
Tidak ada komplikasi pada
janin ( menangis spontan, tonus otot aktiv, kulit merah muda )
-
TTV dalam batas normal
:
o
TD : 110/60 – 130/90
mmHg
o
N : 60 – 90 x/menit
o
S : 36 – 37.5
o
RR : 20 – 24 x/menit
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga
Rasional
: menjalin kerjasama dan kepercayaan terhadap petugas kesehatan
2. Observasi
TTV ( nadi : tiap 30 menit, suhu : tiap 2 jam, RR: tiap 30 menit, TD : tiap
4jam)
Rasional
: mengetahui keadaan ibu saat ini
3. Observasi
CHPB dan pemeriksaan dalam (DJJ : tiap 30 menit, his : tiap 30 menit, penurunan
kepala tiap 4 jam, bandle : tiap ada his ) VT ( pemeriksaan dalam ) tiap 4 jam.
Rasional
: mengetahui keadaan umum janin apakah distress atau tidak dan kemajuan
persalinan
4. Anjurkan
ibu untuk makan dan minum
Rasional
: menambah tenaga ibu
5. Anjurkan
ibu untuk istirahat
Rasional
: mencegah agar ibu tidak kelelahan saat meneran
6. Anjurkan
ibu untuk miring kiri
Rasional
: mempercepat pembukaan dan meperlancar aliran darah
7. Anjurkan
ibu untuk relaksasi dengan tarik napas panjang
Rasional
: mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu
8. Anjurkan
ibu untuk berjalan jika ketuban belum pecah
Rasional
: memperceat penurunan kepala
9. Ajarkan
pada ibu cara meneran yang benar
Rasional
: memperlancar proses persalinan dan mencegah terjadinya ruptur uteri atau
masalah lain
10. Lakukan
kolaborasi dengan tim medis untuk persiapan pertolongan persalinan
Rasional
: dapat mempermudah persiapan pertolongan persalinan
VI.
Implementasi
Tanggal : 5 januari 2013 Jam : 07.30 wib
Implementasi
1. Melakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga
-
Sapa ibu dengan
menggunakan bahasa yang sopan pada ibu
2. Mengobservasi
TTV
TD : -
N
: 84 x / menit
S :-
RR: -
3. Mengobservasi
CHPB
-
Contenen : 133 x /
menit
-
His : 4.10’.>40”
-
Penurunan : -
-
Bandle : -
4. Menganjurkan
ibu untuk makan dan minum
-
Memberikan makanan pada
ibu dengan porsi nasi, sayur, lauk, 1 gelas teh
5. Menganjurkan
ibu untuk istirahat
-
Menyuruh ibu istirahat
jika tidak ada kontraksi
6. Menganjurkan
ibu untuk miring kiri
-
Memberitahu ibu untuk
miring ke kiri arah punggung bayi
7. Menganjurkan
ibu untuk relaksasi dengan tarik napas panjang
-
Menganjurkan ibu untuk
tarik nafas panjang ketika kontraksi
8. Menganjurkan
ibu untuk berjalan jika ketuban belum pecah
-
Memberitahu ibu untuk
berjalan sebelum ketuban pecah di sekitar tempat tidur
9.
Ajarkan pada ibu cara
meneran yang benar
-
Tarik nafas panjang
dari hidung keluarkan lewat mulut sambil dagu menempel ke dada. Tidak boleh
bersuara, meneran seperti BAB.
10.
Lakukan kolaborasi
dengan tim medis untuk persiapan pertolongan persalinan
11.
Bidan mempersiapkan
alat, lingkungan dan pasien ( ibu )
VII.
Evaluasi
Tanggal : 5 januari
2013 jam : 11.00 WIB
S : ibu mengatakan
merasa kenceng – kenceng yang semakin kuat
O
:
TTV :
TD : 120/80 mmHg
S :
36 C
N :
80 x/menit
RR :
24 x/menit
Leopold I : TFU teraba dipertengahan px
dan pusat (32 cm) teraba lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Disebelah kiri ibu teraba
seperti papan (punggung) sedangkan disebelah kanan teraba bagian kecil janin
Leopold III : Teraba keras, bulat,
melenting (kepala), kepala sudahmasuk PAP
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
(3/5) Divergen
VT :
v/v :
terdapat sedikit darah dan lendir
Ø :
8 cm
Eff. :
75 %
Ketuban :
+
Bagian terendaH : kepala
Bagian terdahulu : UUK jam 1
Bagian terkecil : -
Bidang hodge : hodge III
DJJ :
132 x / menit
His :
5.10’.>40”
A : Ny A GI P00000 uk
39 minggu, ku ibu baik, kesan jalan lahir normal, hidup, tunggal, intrauterin,
ku janin baik, kala 1 fase Aktiv
P : lanjutkan
intervensi
-
Anjurkan ibu untuk
makan dan minum
-
Anjurkan ibu untuk
miring kanan dan kiri
-
Anjurkan ibu untuk
relaksasi dengan tarik nafas panjang
-
Ajarkan ibu cara
meneran yang benar
-
Persiapan pertolongan
persalinan
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 5 januari
2013 jam : 13.00 WIB
S : ibu mengatakan
perutnya mules – mules yang semakin sering . ibu mengatakan ingin meneran
O : VT :
v/v :
Terdapat lendir bercampur darah
Ø :
10 cm
Eff. :
100 %
Ketuban :
-, jernih
Bagian terendaH : kepala
Bagian terdahulu : UUK jam 12
Bagian terkecil : -
Bidang hodge : hodge IV
DJJ :
132 x / menit
His :
5.10’.>40”
A
: Ny A GI P00000 uk 39 minggu, ku ibu baik, kesan jalan lahir normal, hidup,
tunggal, intrauterin, ku janin baik, kala II
P : lakukan APN 1 – 27
langkah
I :
I.
MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1.
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu
merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu
merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
Perineum
tampak menonjol
Vulva
dan sfingter ani membuka
II.
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2.
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Menggelar
kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3.
Pakai celemek plastik
4.
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5.
Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6.
Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III.
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
Jika
introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang
Buang
kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
Ganti
sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % langkah #9 )
8.
Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi
9.
Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan larutan klorin 0.5% kemudian lepaskan dan rendam
dalam keaadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan
10.
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
IV.
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
11.
Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan abntu ibu
dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu
hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada
Jelaskan
pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12.
Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi
lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13.
Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
meneran :
Bimbing
ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung
dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya
tidak sesuai
Bantu
ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan
ibu untuk ber istirahat di antara kontraksi
Anjurkan
keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan
cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai
DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam)
meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14.
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
V.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15.
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17.
Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18.
Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
Lahirnya
Kepala
19.
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan
dangkal
20.
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika
tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
Jika
tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong
di antara dua klem tersebut
21.
Tunggu kepala nayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya
Bahu
22.
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya
Badan dan Tungkai
23.
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24.
Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
VII.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25.
Lakukan penilaian (selintas) :
a.
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
b.
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika
bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi
(lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
26.
Keringkan tubuh bayi
Keringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu.
27.
Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
E
: Bayi lahir secara spontan, menangis , bergerak aktiv, kulit merah muda, TFU
setinngi pusat. Jenis kelamin laki-laki
Tanggal : 5
januari 2013 Jam
: 13.15 WIB
S : Ibu mengatakan
lega karena bayinya telah lahir, ibu mengatakan plasenta belum keluar
O : Tanda-tanda plasenta lepas
-
Uterus berubah menjadi
globular
-
Tali pusat memanjang
-
Semburan darah secara
tiba – tiba
A : P10001
inpartu kala III
P : Lanjutkan
APN langkah 28 – 39
I :
28.
Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
30.
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan
satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
Ikat tali pusat
dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
Lepaskan klem
dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32.
Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi
tengkurap did ada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu
33.
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi
VIII.
PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
34.
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, utnuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus
tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu
Mengeluarkan
Plasenta
37.
Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorongan
dorso-kranial)
jika tali pusat
bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
Jika plasenta
tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1.
Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2.
Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.
Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38.
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput
ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi
sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan
Taktil (Masase) Uterus
39.
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase
E :Plasenta
lahir lengkap dengan diameter : 20 cm, tebal : 3 cm, panjang tali pusat : 50
cm, kotiledon : 15 – 20 , TFU 2 jari di bawah pusat, insersi marginal, uc baik
Tanggal : 5
januari 2013 Jam
: 13.45 WIB
S : Ibu
mengatakan lega karena bayinya sudah lahir
O :
-
TD : 130/80 mmHg
-
N : 84 x . menit
-
S : 36.5
-
RR : 24 x / menit
A : P10001
inpartu kala IV
P: lanjutkan APN
langkah 40 – 58
I :
40. Periksa kedua
sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
41.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan
yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
X.
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42.
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43.
Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam.
Sebagian besar
bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
biarkan bayi
berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44.
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri
anterolateral
45.
Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di
paha kanan anterolateral
Letakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan
Letakkan
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam
pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu
Evaluasi
46.
Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
2-3 kali dalam
15 menit pertama pasca persalinan
Setiap 15 menit
pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30
menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika
uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri
47.
Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan
Memeriksa
temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan
Melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50.
Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit)
serta suhu tubuh normal (36,5-37,5)
Kebersihan dan
Keamanan
51.
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53.
Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir
dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54.
Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
55.
Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.
Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian
dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57.
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58.
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) , periksa tanda vital dan
asuhan kala IV
E
: Keadaan ibu :
-
TD : 130 / 80 mmHg
-
N : 88 x / menit
-
S : 37
-
TFU : 2 jari dibawah
pusat
-
UC : baik
-
Kandung kemih : -
-
Perdarahan : 30 cc
Keadaan bayi :
-
Jenis kelamin :
laki-laki
-
BB : 3000 gram
-
PB : 48 cm
-
LIKA : 35 cm
-
FO : 34 cm
-
MO` : 35 cm
-
SOB : 32 cm
-
LIDA : 34 cm
-
LILA : 10 cm
-
Nadi :128x/menit
-
Suhu : 36,8oC
-
RR : 42x/menit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar